Kisah Penderitaan Sahabat Nabi Khabab Bin Al Arat - Kisah Penguat Iman

TERBARU

Friday, June 2, 2017

Kisah Penderitaan Sahabat Nabi Khabab Bin Al Arat

Khabab bin Al Arat ra adalah salah seorang sahabat yang tubuhnya telah dipenuhi keberkahan karena telah mengalami berbagai ujian dan cobaan. Pada awal memeluk Islam, ia telah menerima berbagai penderitaan di jalan Allah. Ketika itu baru lima hingga enam orang yang telah menerima Islam. Karena itulah, ia telah cukup lama menanggung penderitaan tersebut. Ia pernah dipaksa memakai baju dari besi, lalu dibaringkan di atas padang pasir di bawah terik matahari yang sangat panas. Keringat banyak bercucuran dari tubuhnya karena panasnya terik matahari. Begitu lamanya disiksa di bawah terik matahari, lama kelamaan kulitnya mengelupas karena sedemikian panas.

Sebelumnya, Khabab bin Al Arat ra adalah hamba sahaya milik seorang wanita. Ketika tuannya mendapatkan kabar bahwa Khabab ra sering menjumpai Nabi SAW, maka ia menghukumnya dengan memanaskan batang besi, lalu di tusukkan ke kepala Khabab ra.

Fatimah Binti Khattab Bin Naufal Al-Quraisyi adalah saudara perempuan Al-Faruq Umar Bin Khattab. Ia termasuk wanita angkatan pertama yang berbaiat kepada Rasulullah. Ia memeluk Islam sebelum saudara lelakinya masuk Islam. Tapi ia selalu menyembunyikan keIslamannya dari saudara lakinya yang bengis waktu itu. Ia hidup berkhidmat kepada dakwah Islam, dan dalam berkhidmat dia mengalami banyak peristiwa. Khabab Bin Al-Arat adalah orang yang berungkali mengajari Fatimah dan Sa'ad Bin Zaid (suaminya) membaca al-Qur'an. Dengan tekun Khabab memberikan hafal-hafalan ayat-ayat Allah. Ia bacakan, lalu mereka menirukan , hingga kemudioan hafal.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab ra, beliau meminta Khabab Al Arat ra untuk menceritakan kembali bagaimana penderitaannya dulu pada saat-saat awal masuk Islam. Ia menjawab, "Lihatlah punggungku ini!" Lalu Umar bin Khattab ra pun melihatnya. Begitu beliau melihat, beliau berkata, "Saya belum pernah melihat punggung seperti ini." Khabab ra meneruskan ceritanya, "Saya telah diseret ke atas timbunan bara api menyala,sampai lemak dan darah yang mengalir di punggungku telah memadamkan api tersebut." Pada masa khalifah Umar ra, Islam telah berjaya dengan pesat dan pintu-pintu kemenangan telah banyak diraih. Ketika semua ini terjadi, Khabab ra berkata,"Tampaknya Allah telah membalas penderitaan yang kita alami, saya khawatir di akherat nanti kita tidak akan mendapatkan balasan apapun".

Khabab ra bercerita, "Suatu ketika Rasulullah SAW melakukan shalat dengan sangat lama, tidak seperti biasanya. Setelah selesai shalat, seorang sahabat ra bertanya kepada beliau tentang rakaat yang tadi. Jawab Nabi SAW,"Ini adalah shalat yang penuh dengan harapan dan rasa takut. Aku telah ajukan tiga permintaan kepada Allah SWT. Dua diantaranya telah dikabulkan oleh-Nya dan yang satu permohonan ditolak oleh-Nya. Aku telah memohon, agar umatku jangan musnah karena kelaparan, do'a ini telah dikabulkan oleh-Nya. Yang kedua, aku meminta agar umatku tidak dihancurkan oleh oleh musuh, dan doa ini pun telah dikabulkan-Nya. Sedangkan yang ketiga aku meminta agar jangan terjadi perpecahan diantara umatku. Tetapi do'a ini tidak dikabulkan-Nya. "

Khabab bin Al Arat ra wafat pada usia yang ketiga puluh tujuh tahun. Ia adalah sahabat yang pertama kali dikuburkan di Kuffah. Suatu ketika, setelah wafatnya, Ali ra melewati kuburnya dan berkata, "Ya Allah, rahmatillah Khabab. Dengan semangatnya ia telah memeluk Islam dan dengan rela menghabiskan waktunya dengan berhijrah, berjihad dan menerima segala penderitaan, serta musibah. Penuh berkahlah, orang yang selalu mengingat hari kiamat dan selalu bersiap-siap untuk menerima kitab amalnya pada hari hisab dan ia jalani kehidupan ini dengan penuh qana'ah, menerima apa adanya dan sangat ridha kepada Tuhannya."

Pelajaran dari kisah diatas

Sesungguhnya Keridhaan Ilahi adalah tujuan utama kehidupan sahabat RA.


No comments:

Post a Comment